Sebatang cokelat tidak hanya dapat mengatasi rasa lapar, tapi dapat
mencegah pertengkaran besar antara suami dan istri, menurut sebuah studi
baru.
Hal itu terjadi karena gula darah yang rendah dapat membuat pasangan
mudah marah, ujar peneliti psikologi Ohio State University, Brad
Bushman.
"Kita perlu glukosa untuk mengontrol diri. Kemarahan adalah emosi
yang bagi sebagian besar orang sulit dikontrol," ujar Bushman, penulis
utama studi tersebut, yang dirilis dalam jurnal Proceedings of the
National Academy of Sciences.
Para peneliti mempelajari 107 pasangan menikah selama tiga minggu.
Setiap malam, mereka mengukur tingkat glukosa dalam darah dan meminta
masing-masing peserta untuk menusuk jarum pentul pada boneka voodoo yang
merepresentasikan pasangannya. Hal itu mengindikasikan tingkat perasaan
agresif.
Peneliti menemukan bahwa semakin rendah tingkat gula darah, semakin
banyak jarum yang ditusukkan pada jarum. Bahkan, orang-orang dengan
angka terbawah menusukkan jarum dua kali lebih banyak dibandingkan
mereka dengan tingkat gula darah yang lebih tinggi.
Studi itu juga menemukan bahwa para pasangan secara umum tidak marah
terhadap satu sama lain. Sekitar 70 persen dari waktu keseluruhan, tidak
ada dari mereka yang menusukkan jarum pada boneka.
Bushman mengatakan ada alasan fisik mengapa makanan terkait emosi:
Otak, yang hanya 2 persen dari bobot tubuh, mengkonsumsi 20 persen dari
seluruh asupan kalori.
Para peneliti mengatakan makan permen atau cokelat bisa jadi ide yang
baik jika pasangan hendak membahas sesuatu yang sensitif, namun buah
dan sayuran adalah strategi jangka panjang yang lebih baik untuk
mempertahankan tingkat gula darah yang tinggi.
Studi ini mendapat tanggapan beragam, dan para peneliti lain
menganggap masih perlu bukti lebih jauh untuk mengukuhkan kesimpulan
tersebut. Source