"Sepenggal Tanah"
Seberapa Jauh Langkahmu
Menyusuri ruang hidupmu
Seberapa tinggi Hasratmu
Menjalani lingkup hidupmu
Berkaca pada diri sendiri
Akan kah bisa terus sendiri
Bersolek pada diri sendiri
Pantaskah berjuang sendiri
Hidup mati kuasa Tuhan
Miskin kaya kuasa Tuhan
Surga neraka milik Tuhan
Semesta alam milik Tuhan
Awali dengan perjuangan
Akhiri dengan keindahan
Hadapi dengan perjuangan
Nikmati dengan keindahan
Hanya sepenggal tanah
Takan luput dari hancur
Hanya sepenggal tanah
Takan luput dari lebur
Tundukkan selalu kepalamu
Tegakkan selalu badanmu
Lemaskan selalu kepalamu
Kuatkan selalu badanmu.
Seberapa Jauh Langkahmu
Menyusuri ruang hidupmu
Seberapa tinggi Hasratmu
Menjalani lingkup hidupmu
Berkaca pada diri sendiri
Akan kah bisa terus sendiri
Bersolek pada diri sendiri
Pantaskah berjuang sendiri
Hidup mati kuasa Tuhan
Miskin kaya kuasa Tuhan
Surga neraka milik Tuhan
Semesta alam milik Tuhan
Awali dengan perjuangan
Akhiri dengan keindahan
Hadapi dengan perjuangan
Nikmati dengan keindahan
Hanya sepenggal tanah
Takan luput dari hancur
Hanya sepenggal tanah
Takan luput dari lebur
Tundukkan selalu kepalamu
Tegakkan selalu badanmu
Lemaskan selalu kepalamu
Kuatkan selalu badanmu.
Analisa :
Setiap karya sastra pasti memiliki makna tersendiri di dalammya, apakah itu ada pesan-pesan moril ataupun sebuah ungkapan isi hati dari pengarangnya. Berikut ini saya mencoba menganalisa isi atau makna dari puisi "Sepenggal Tanah" di atas.
Puisi "Sepenggal Tanah" terdiri dari 6 bait 24 baris. Dari judulnya kita berasumsi bahwa yang dimaksud sepenggal tanah adalah bukanlah tanah melainkan bisa didefinisikan 'manusia'.
- Pada bait pertama berisi mengenai usia seseorang dalam menjalani kehidupannya dari lahir sampai sekarang, kita bisa melihat itu dari baris 1 dan 2 "Seberapa jauh langkahmu, Menyusuri hidupmu".
- Pada bait kedua bisa didefinisikan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri atau makhluk sosial.
- Pada bait ketiga dan keempat diawali kalimat "Hidup mati kuasa Tuhan..." dan kalimat terakhir baris keempat "Nikmati dengan keindahan", bisa didefinisikan sebagai pesan moril religius dari penulis bahwa Tuhan Maha Kuasa, mematuhi perintah-Nya niscaya kita akan selalu mendapatkan kenikmatan.
- Pada bait kelima dan keenam diawali dengan kalimat "Hanya sepenggal tanah...dst". Bisa kita maknai sebagai pesan moril juga, yang artinya manusia pasti akan mati, tidak boleh sombong, selalu menjaga diri dari perbuatan yang akan merusak ("Kuatkan badanmu")